Pamekasan, 11/3 (Media Madura) – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Pamekasan, Abd Aziz menuturkan, peran media dalam mengawal gerakan mahasiswa sangatlah besar, sehingga keduanya sulit untuk dipisahkan.
Aziz sapaan akrabnya juga menuturkan, sejak era reformasi tahun 1998 dimana gerakan mahasiswa berhasil menurunkan Presiden Soeharto juga mendapatkan pengawalan media.
“Gerakan mahasiswa tanpa dikawal oleh media, maka akan membuat gaungnya tidak massive, tetapi karena ada media yang memberitakan, maka dampak dari gerakan tersebut menjadi sangat luas,” paparnya saat menjadi pembicara dalam sarasehan regional yang mengusung tema ” Dibalik Maraknya Aksi Unjuk Rasa di Pamekasan Kupas Undang-undang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Dimuka Umum”, yang digelar oleh BEM Fakultas Hukum UNIRA.
Pewarta kantor berita ANTARA, saat menjadi pembicara bersama Kabiro Hukum Provinsi Jawa Timur (Jatim), DIR. Intel Polda Jatim, Kapolres Pamekasan itu juga memaparkan, saat ini gerakan sudah tidak lagi di dominasi mahasiswa, tetapi juga organ taktis, LSM dan berbagai organisasi masyarakat (Ormas).
Sehingga, kata dia, banyak gerakan yang sudah tidak murni memperjuangkan hak rakyat, tetapi justru karena kepentingan-kepentingan kelompok.
“Sehingga, dalam kondisi ini, gerakan mahasiswa mulai ada jarak dengan media,” urainya.
ia berharap, kedepan baik mahasiswa maupun media bisa bekerja sama dengan baik untuk kemajuan bangsa dan negara. (Sumber: Media Madura)