Sain, Penelitian Ilmiah dan Paradigma Penelitian

Kuliah Metode Penelian S2 Komunikasi oleh Prof Dr Emy Susansi, Selasa (15/8/2017)

Oleh Prof. Dr. Emy Susanti (Mulai Pukul 17.00 WIB – 20.30 WIB)
“Untuk apa kita perlu belajar penelitian sosial?”. Demikian dosen ini memulai mata kuliah di kelas C.104 di kampus pascasarjana Unair Fisip ini.

Dari pertanyaan ini, Eny selanjutnya merekan pendapat sejumlah mahasiswa yang yang disampaikan di ruang kelas ini. Banyak pendapat berkembang.

Tapi dosen ini lalu menjelaskan, karena yang kita cara adalah “kebenaran ilmiah”. Ini bukan konsensi normatif, yakni baik buruk atau benar salah.

“Jadi kebenaran ilmiah itu, diyakini ada di dalam realitas. Karena ini belajar ilmu sosial, maka realitasnya realitas sosial”.

KEBENARAN ILMIAH (Scientific truth)
> konsep factual bukan normatif
> Di alam nyata.
> Butuh penalaran dan pengamatan dan ini merupakan foundasi kebenaran ilmiah.

PENELITIAN ILMIAH
> Sitematis
> Meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan
> Dilakukan melalui pencarian, pengungkapan terintegratif dan interpretasi terhadap fakta.
> Dapat dikomunikasikan kepada penelitia lainnya
> Bersifat Terbuka dan dapat diuji

SAINS
> Selalu menjurus ke arah usaha membuat pengelasan-penjelasan umum mengenai berbagai sifat gejala atau hubungan antargelaja.

CARA MENDAPATKAN PENGETAHUN
> Autority
> Common Sense
> Tradition
> Media Myths
> Personel Evperience
> Sosial Research

Kelemahan dari Hasil Penelitian Ilmiah
> Penyimpulan yang terburu-buru
> Menjeneraliasi kasuistik dari hasil pengamatan

Sosial Reseach
Yakni proses untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang dunia sosial (kehidupan sosial) menggunakan pendekatan ilmiah — hasilnya adalah pengetahuan ilmiah.

NORMA-NORMA PENELITIAN ILMIAH
1). Universal – yakni menilai kaidah ilmiah hanya berdasarkan kaidah ilmiah, tanpa memperhatikan siapa yang melakukan dan dimana penelitian itu dilakukan.
2). Organised Sceptism – Penelitian itu ditujukan untuk mengkritik secara ilmiah
3). Desteres Tedness – Ilmuan harus netral, tidak memihak, menghargai, dan terbuka pada pemikiran baru dan pengamatan yang tidak diharapkan.
4). Communalisme – Penelitian ilmiah harus disebarluaskan milik semua orang.
5). Honesty – Kejujuran dalam seluruh proses penelitian.

Model Siklus Penelitian
– Dari teori ke realitas, atau dari realitas ke teori. (Deduktif= teori ke lapangan atau Induktif= lapangan ke teori).
– Jadi prosedur penelitian, dari teori ke realitas sosial disebut kuantitatif, sedangkan dari realitas sosial ke teori ialah kualitatif.

Paradigma dalam ilmu sosial
1) Positifis. Metodenya kuantitatif (objektif, di luar pikiran manusia, untuk ditemukan, dimengerti secara seragam oleh semua orang)

2). Non-positivis (Kuantitatif). (subjektif, di dalam pikiran manusia, tidak sekedar ditemukan, dikonstruksi/ diciptakan, diinterpretasi secara berbeda). (Dirangkum oleh: Abd Aziz)

Satu pemikiran pada “Sain, Penelitian Ilmiah dan Paradigma Penelitian

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s