
Oleh: Dr Daniel Saparingga
Dr Daniel memulai kuliah dengan memperkenalkan tiga buku, yakni sebuah buku tebal sosiologi dan dua buah buku lainnya adalah metodologi penelitian kualitatif.
Ia kemudian menjelaskan tentang positivisme yang menurutnya merupakan sebuah pendekatan penelitian yang bisa dilakukan melalui penelitian kuantitatif.
Positivis menurut dia, meliputi, universal truth, objectivity, generalisation, patterns.
“Sosial teks bisa diperbolehkan sebagai things”. Science tidak mengklaim satu-satu yang mendapatkan kebenaran.
Ia menjelaskan, ada beberapa hal yang juga bisa menemukan kebenaran. Misalnya 1), trial and error, 2). Kebetulan.
“The Language of Qualitative Methods, meaning, subjective interpretation, realiaty social construction, multyplicity of truths,” katanya, menjelaskan.
Dalam kesempatan itu, dosen Daiel juga merinci perbedaan antara positivisme dengan non-positivistik.
Positivisme
– Accurate
– Positif
– Reliable
– Up todate
Non-positivis
-Data camplaxity (saling mempengaruhi)
– Data should be depth
– Rich
Yang Dibutuhkan dalam analisi (Dalam Positivisme)
1). Keajegan (patten)
2). Generalisasi
3). Inverensi Teori (integration of theory).
Sedangkan yang Dibutuhkan Dalam Analisis (Non-Positivistis)
1). Paradog
2). Konfrontasi
3). Dilema
“Tindakan manusia dibentuk oleh makna, dan makna dihasilkan oleh interaksi sosial, makna dari itu, selalu dimodifikasi dari waktu ke waktu”.
(Dirangkum oleh Abd Aziz, dari kuliah Metodologi Penelitian S2 Media dan Komunikasi FISIP Unair)